Senin, 12 Oktober 2009

Budaya Dalam Sistem Subak

subak_bali.jpg
Subak (organisasi petani bali) merupakan sebuah organisasi tradisional Bali yang memelihara dan mengatur system irigasi pertanian yang telah ada sejak dulu, seperti yang dikatakan dalam Museum Subak Mandala Mathika di desa Sungulan Tabanan.

Didalam museum itu terdapat ruang pameran, ruang audio visual, ruang belajar, fasilitas penginapan, perpustakaan, kantor dan miniatur sistem irigasi.Diresmikan mantan Gubernur Bali. Museum ini merupakan museum khusus tentang sistem pertanian di Bali berciri khas kemandirian atas landasan kekal "Tri Hita Krana", tiga penyebab kebahagiaan (Tuhan, manusia dan alam). Dalam masyarakat Bali sebagian perempuan yang tinggal di pedesaan, mereka selain aktif dalam kegiatan rumah tangganya,mereka juga aktif dalam bidang pertanian maupun dalam sistem irigasi subak. Dalam sistem subak ini petani memperoleh jatah air sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh musyawarah warga.

Menurut adat ritual dan peribadatan, Subak biasanya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik atau Pura Bedugul yang khusus dibangun petani dan di persembahkan bagi Dewi kemakmuran dan kesuburan Dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seseorang pemuka adat yang juga adalah seorang petani,ia bertugas mengawasi dan mengelolah subak namanya Klelian.

Sistem subak pernah terjadi kendala akibat adanya Revolusi Hijau yang telah menyebabkan perubahan pada sistem irigasi ini dengan adanya varietas padi yang baru dan metode yang baru. Para petani harus menanam padi sesering mungkin, dengan mengabaikan kebutuhan petani lain. Ini sangatlah berbeda dengan sistem subak, dimana kebutuhan petani lebih diutamakan. Revolusi Hijau ini pada awalnya sangat menguntungkan,setelah beberapa lama kemudian terjadi kendala-kendala seperti; kekurangan air, hama dan populasi akibat pestisida. Sehingga membuat sistem Revolusi Hijau ini tidak terkontrol lagi. Petani mulai menyadari atas kesalahan dari Revolusi Hijau, kemudian petani kembali ke sistem subak yang lebih mementingkan kebutuhan petani.

Budaya Barongsai Yang Ada di Indonesia


Barongsai telah menjadi bagian dari keanekaragaman budaya bangsa Indonesia. Sebagai produk budaya, Barongsai tidak hanya berfungsi sebagai sebuah karya seni namun juga sebagai sebuah ritual yang dilekatkan dengan Agama Khonghucu. Anggapan ini didasarkan pada induk dari budaya Barongsai itu sendiri, yaitu budaya Tionghoa. Sedangkan masyarakat Tionghoa di Indonesia sering diianggap sebagai penganut ajaran Khonghucu, mengingat agama tersebut merupakan agama yang cukup banyak di Tionghoa.

Budaya Barongsai ini berusaha memperlihatkan prosesi ritual Barongsai dari awal hingga akhir. Tidak hanya itu, ritual Barongsai ini juga bermakna baik bagi para pemainnya maupun bagi umat khonghucu. Ritual Barongsai sebagai sebuah keterkaitan antara berbagai aspek, terutama unsur-unsur budaya dan agama.

Barongsai merupakan budaya asli Tionghoa yang masuk ke Indonesia karena dibawa oleh masyarakat Tionghoa Totok. Proses migrasi dan transfer budaya ini telah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Pada masa orde baru pemerintah Indonesia melarang orang-orang Tionghoa untuk berkembang baik Agama dan budaya. Barongsai adalah salah satu budaya yang tetap eksis dan mulai terorganisasikan dengan baik serta semakin mendapatkan kebebasan berekspresi.

Budaya Barongsai ini mempunyai dua karakter bentuk binatang yaitu; binatang Naga dan binatang Anjing.Barongsai itu bentuk bagian kepalanya terbuat dari rotan dan bentuk badannya terbuat dari kain-kain yang udah dipadu dengan pernak-pernik yang lain.Budaya Barongsai sering dijumpai di daerah seperti; Bangka Belitung, Pulau Kalimantan, Jambi, Bengkulu, Palembang, Jakarta, dll.Dalam Budaya Barongsai mempunyai banyak peran seperti; sebagai pemain Barongsai, pemain gendang, pemain gong, mengatur jalannya permainan Barongsai, dll. Budaya Barongsai ini sering juga dimainkan oleh anak-anak yang kebanyakan anak-anaknya sudah dilatih dulu sebelum ditampilkan dalam suatu acara.

Proses ritual Barongsai meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, hingga tahap penutup. Makna ritual Barongsai adalah sebagai sarana meningkatkan kerjasama, meningkatkan kreatifitas, saling menghargai dan menghormati, mengukir prestasi, mengusir roh jahat, serta untuk melestarikan budaya leluhur. Satu makna yang juga sangat penting adalah bahwa ritual Barongsai merupakan ungkapan syukur kepada Thian atas anugerah yang diberikanNya.